-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pasar Murah hingga QRIS Dinamis, Strategi BI Jaga Stabilitas Ekonomi Lhokseumawe

Selasa, 23 September 2025 | September 23, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-23T02:06:04Z

Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe, Prabu Dewanto memaparkan Strategi BI dalam menjaga Stabilitas Ekonomi di Kota Lhokseumawe, Senin (22/9/2025).

Lhokseumawe —
Bank Indonesia (BI) Lhokseumawe bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memperkuat sinergi menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi di Kota Lhokseumawe, khususnya pada periode Maulid Nabi Muhammad SAW.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari high level meeting (HLM) di Kantor Perwakilan BI Lhokseumawe pada akhir Agustus lalu yang dihadiri Wali Kota Lhokseumawe, jajaran Forkopimda, serta anggota TPID lainnya.

Sejumlah kegiatan digelar TPID, di antaranya 11 kali pasar murah sejak 26 Agustus hingga 4 September, pasar tani pada 3 September, serta pasar murah beras pada 18 September. Selain itu, sidak pasar dilakukan untuk memastikan keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan. Bersama Bulog, TPID juga menyalurkan beras SPHP guna menjaga kecukupan stok di masyarakat. TPID turut menjajaki kerja sama antardaerah (KAD) untuk menstabilkan pasokan komoditas pangan dengan harga terjangkau.

Berdasarkan data BPS, inflasi Kota Lhokseumawe pada Agustus 2025 tercatat sebesar 4,32% (yoy). Komoditas utama penyumbang inflasi antara lain bawang merah, daging ayam ras, beras, cabai merah, dan ikan bandeng. Kenaikan harga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan daging ayam di tengah biaya pakan yang tinggi, terbatasnya pasokan beras karena belum masuk musim panen, serta lonjakan permintaan ikan bandeng yang menjadi konsumsi khas masyarakat pada momen Maulid.

Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe, Prabu Dewanto, menegaskan komitmen pihaknya bersama TPID dalam mengoptimalkan strategi pengendalian inflasi.
“BI bersama TPID akan terus meningkatkan sinergi melalui kerangka strategi 4K, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Seluruh strategi ini akan berjalan optimal dengan dukungan seluruh jajaran TPID dan partisipasi masyarakat,” ujarnya.

Selain fokus pada inflasi, BI Lhokseumawe juga mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan UMKM. Saat ini, terdapat 27 UMKM binaan yang secara rutin mendapatkan pembinaan, pendampingan, serta kesempatan mengikuti kurasi nasional dan showcasing pada berbagai event tingkat nasional. BI juga memperluas inklusivitas keuangan dengan mendukung pengembangan kelompok pra-UMKM (subsisten).

Sebagai daerah mayoritas muslim, pengembangan ekonomi syariah juga menjadi perhatian. BI Lhokseumawe mendorong kemandirian pesantren melalui pelatihan peningkatan keterampilan SDM, pengembangan produk, serta literasi dan inklusi keuangan. Penguatan ekosistem ekonomi syariah diwujudkan melalui pengembangan Zona KHAS (Kuliner Halal Aman Sehat), pelatihan sertifikasi halal produk makanan, hingga pelatihan juru sembelih halal.

Pertumbuhan ekonomi daerah turut ditopang oleh akselerasi digitalisasi sistem pembayaran. Hingga Juli 2025, penggunaan QRIS di wilayah kerja BI Lhokseumawe terus meningkat dengan lebih dari 89 ribu merchant terdaftar. Tercatat, volume transaksi QRIS telah mencapai 5,53 juta dengan total nominal Rp567,8 miliar.

Sebagai langkah strategis, BI Lhokseumawe bersama Pemerintah Kota Lhokseumawe meluncurkan program piloting QRIS Dinamis PBB 2.0 untuk mendorong elektronifikasi transaksi pemerintah sekaligus mempercepat implementasi transaksi digital di masyarakat.[]

×
Berita Terbaru Update