-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Putra Mualem Bersinar di DBL Jakarta 2025

November 24, 2025 Last Updated 2025-11-24T04:10:28Z


JAKARTA –
Usianya baru 15 tahun, tetapi postur dan permainannya sudah berbicara banyak. Dengan tinggi 189 cm dan berat 95 kg, Paniro Azmil Manaf tampil sebagai salah satu talenta muda paling menonjol di ajang Developmental Basketball League (DBL) Jakarta 2025. Putra pasangan H. Muzakir Manaf (Mualem) dan Kumalasari ini mencuri perhatian bukan karena nama besar keluarganya, melainkan karena kemampuan yang ia bangun melalui kerja keras sejak masih kanak-kanak.

Pada laga final DBL Jakarta yang berlangsung di GOR Indonesia Arena Jakarta, Jumat (21/11/2025), Paniro turun membela SMA Jubilee Jakarta. Meski timnya harus mengakui keunggulan SMA Bukit Sion dengan skor 52–60, permainan Paniro justru makin menonjol. Setiap kali ia menyentuh bola, riuh penonton menggema, sementara para atlet dari tim lain tampak memperhatikan detail gerakannya. Di tribun, kedua orang tuanya hadir langsung menyaksikan aksi sang putra, menyimpan kebanggaan tersendiri atas perjalanan panjang yang mulai terlihat hasilnya.

Bakat Besar yang Lama Tak Terekspose ke Publik Aceh

Menariknya, di Aceh sendiri nama Paniro nyaris tak pernah terdengar di dunia olahraga. Bahkan sejumlah pengurus olahraga, termasuk KONI Aceh, mengakui bahwa mereka tidak mengikuti perkembangan tersebut. Padahal Paniro sudah sejak kecil menekuni olahraga basket dan menapaki proses latihan yang konsisten hingga akhirnya mampu bersaing di kompetisi pelajar tersengit di Indonesia.

Lahir di Bogor pada 10 Mei 2010, Paniro berposisi sebagai center. Ia dikenal dominan dengan kaki kanan serta piawai bermain di dua format: basket reguler dan 3×3. Sejak SMP, ia telah mengoleksi prestasi, salah satunya Juara I Kejuaraan Basket Jakarta Utara ketika masih duduk di kelas VII.

Melihat kualitas fisik dan kapasitas tekniknya, sejumlah pemerhati olahraga menilai bahwa Paniro merupakan aset yang semestinya mulai diproyeksikan sebagai calon atlet Aceh di ajang nasional, termasuk Pekan Olahraga Nasional (PON) NTT–NTB 2028.

Lingkungan Sekolah Elite yang Mengasah Potensi

Kini, Paniro menempuh pendidikan di SMA Jubilee Jakarta, sebuah sekolah berstandar internasional (SPK) yang berada di bawah Yayasan Citra Bangsa Mulia di Jakarta Utara. Jubilee memadukan kurikulum nasional dengan Cambridge dan Pearson, menciptakan suasana belajar yang modern dan kompetitif—lingkungan yang turut mendukung tumbuhnya potensi akademik maupun non-akademik para siswa.

Fasilitas sekolahnya pun terbilang lengkap:

- perpustakaan besar,

- laboratorium sains bersertifikasi Cambridge,

- lima laboratorium ICT,

- ruang aktivitas dan auditorium,

- hingga fasilitas olahraga seperti kolam renang, lapangan futsal, dan lapangan basket standar kompetisi.

Sekolah ini menjalankan sistem SKS untuk jenjang kelas 10–12, dengan dua peminatan utama, yakni Science Stream dan Commerce Stream. Seleksi peminatan dilakukan berdasarkan nilai SMP, psikotes, dan tes penempatan. Jubilee juga membuka kesempatan bagi siswa mengikuti ujian internasional seperti Cambridge IGCSE, AS Level, A Level, serta Pearson LCCI JETSET.

Manajer tim basket sekaligus Manajemen Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Non-Akademik SMA Jubilee, Djulianti Tjahja, menegaskan bahwa Jubilee membangun atmosfer yang inklusif.
“Sekolah kami sangat menekankan toleransi. Tidak ada perbedaan agama maupun suku. Kami sekolah nasional berstandar internasional,” ujarnya.

DBL: Panggung Besar bagi Bakat Muda Indonesia

Developmental Basketball League (DBL) merupakan liga basket pelajar terbesar di Indonesia. Berawal dari DetEksi Basketball League pada 2004 di Surabaya, DBL kini dikelola oleh PT DBL Indonesia dan berkembang menjadi kompetisi pelajar yang paling diperhitungkan. Ribuan siswa SMP dan SMA dari seluruh Indonesia berkompetisi setiap tahun, menjadikannya ajang utama pembibitan atlet masa depan.

Di panggung sebesar inilah Paniro menunjukkan potensinya.

Saat Potensi Bertemu Kesempatan


Perjalanan Paniro masih panjang. Namun penampilannya di DBL Jakarta 2025 menjadi penanda bahwa Aceh memiliki talenta muda dengan masa depan cerah di dunia basket. Tinggal bagaimana pembinaan berkelanjutan, dukungan orang tua, dan perhatian dari berbagai pihak di Aceh mampu mengantar Paniro menembus level yang lebih tinggi—bahkan mungkin pentas nasional atau internasional.

Di usianya yang baru 15 tahun, Paniro sedang membuktikan bahwa bakat besar akan selalu menemukan panggungnya. Pertanyaannya kini hanya satu: seberapa besar kita siap mendukung langkah berikutnya?

×
Berita Terbaru Update